Sesunyi malam di temani diam
 terapung diatas tali keputusassaan 
berdengung ku dengar suara sang malam 
terasa berbisik dikelilingi diam 

     Kulihat bulan di wajahmu dan bintang di matamu
     tertutup kabut sepeti dinginnya mentari kala tersenyum
     kukirimkan sepucuk surat kembali tanpa rupa
    ku kirimkan setitik salam entah hilang di telan hampa 

 kupersembahkan cerita kau malah menutup mata 
ku gugurkan bunga dibalut jiwa 
berdoa pada sang maha kuasa 
agar sepasang mata dapat menatap 
sebelum waktu menutup mata 

     aku ingat cerita tentang jutaan kata 
     membasahi jiwa membawa lara 
     dibalut hangatnya bukan pelukan membara 
     dibawah gubuk ditopang asmara 
     sepasang mata menatap dan saling terlupa 
     meninggalkan kesan tanpa rupa nan fana
     terhapus dinding keputusasaan rimba

ketika berkaca wajah sang pejuang 
merelakan dirinya bertatap fatamorgana 
terbawa angin terdesis jati hidupnya
terlupa dia di ambang jiwanya
 namun tau harus kemana bila kembali